Artikel ini saya ambil dari blog favorit saya sejak kelas 3 SMP sampai sekarang :D
Hehee, om Bindutz... saya izin copas artikelnya yaa :)
Sebetulnya di Indonesia, khususnya di Jakarta, dalam beberapa tahun terakhir banyak media massa yang mengulas tentang anak-anak Indonesia yang memiliki indera keenam atau disebut juga memiliki “mata ketiga”.
real-mistery.blogspot.com
Hehee, om Bindutz... saya izin copas artikelnya yaa :)
Anak Indigo
Sebetulnya di Indonesia, khususnya di Jakarta, dalam beberapa tahun terakhir banyak media massa yang mengulas tentang anak-anak Indonesia yang memiliki indera keenam atau disebut juga memiliki “mata ketiga”.
Dalam
bahasa populernya disebut indigo child atau sixth sense karena
anak-anak tersebut punya ciri-ciri khusus yang agak berbeda dengan
anak-anak kebanyakan. Nanti kita akan melihat apa saja ciri-ciri
tersebut.
Majalah remaja Hai tahun lalu sudah mengupas tentang
indigo child lengkap dengan beberapa contoh anak-anak yang berhasil
diwawancara termasuk beberapa artis remaja kita yang menceritakan suka
duka punya karunia semacam itu karena ada sebagian orang yang menganggap
kemampuan itu bukan sebagai karunia, tetapi sebagai masalah kutukan.
Kenapa sampai itu terjadi begitu? Kita lihat ceritanya di bawah ini.
Berbeda
dengan anak yang mendapat predikat jenius yang kemampuan otak mereka
luar biasa pintar dan menjadikan mereka menonjol dalam prestasi belajar,
dan selalu dipastikan selalu menduduki peringkat satu di kelas bahkan
di angkatannya, anak-anak yang termasuk indigo child dalam kehidupan
sehari-hari bisa terkesan biasa-biasa saja dalam segi prestasi, bahkan
ada beberapa yang harus tinggal kelas.
Itu sebenarnya bukan
berarti indigo child anak yang ber-IQ rendah, malah sebaliknya kalau
diperiksa bahkan IQ mereka banyak yang sangat tinggi, setaraf, bahkan
lebih dari, IQ anak jenius. Nah di mana masalahnya, kenapa mereka bisa
berbeda. Indigo child kebanyakan malas belajar dan kurang ambisi, bahkan
beberapa anak mengeluh sering sakit kepala karena banyak hal yang
mereka tidak mengerti berada di pikiran mereka.
Walaupun akhirnya kita melihat banyak juga anak indigo memang bisa mencetak prestasi bintang menyamai anak-anak jenius.
Indigo Child
Seperti
kita ketahui, manusia umumnya memunyai lima indera, tetapi apa sih yang
dinamakan indera keenam, sampai lahir istilah itu. Kata indigo sendiri
diambil dari nama warna yaitu indigo, yang dikenal sebagai warna biru
sampai violet. Bagaimana hubungan warna itu dengan anak-anak yang
mendapat julukan tersebut dan diketahui memiliki indera keenam, Indera
yang dimaksud adalah intuisi, semua orang sebetulnya memiliki intuisi
tetapi khusus anak indigo mempunyai intuisi yang luar biasa tajam di
atas kemampuan orang kebanyakan.
Mereka demikian peka seperti
halnya anak jenius mempunyai kepintaran di atas rata-rata, demikian juga
anak indigo mempunyai intuisi luar biasa tajam.
Dalam literatur
kesehatan seperti yoga, prana, autohipnotis, meditasi dan sebagainya
dikenal bahwa manusia selain mempunyai fisik yang bisa dilihat dan
diraba juga mempunyai tubuh halus yang hanya bisa dilihat oleh
orang-orang yang berbakat kewaskitaan, yaitu orang yang extra sensory
perception (ESP)-nya berkembang dengan baik karena tubuh halus itu
berbentuk energi sinar berada di bawah empat oktaf dari kemampuan mata
kasat melihat.
Mata kasat sendiri hanya mampu melihat warna
pelangi, yaitu dari ungu sampai merah. Sedangkan badan halus itu berada
di bawah warna merah termasuk far infra red ray (FIR) dengan panjang
gelombang sekitar 12-6 mikron, frekuensi 60-120 Hz, dan orang awam
mengenalnya dengan sebutkan aura. Yaitu, sinar elektro-magnetik dari
tubuh. Sinar elektromagnetik yang memancar dari tubuh seseorang
berbentuk elips mengelilingi tubuh fisik, kualitas warna dan
kepadatannya mengindikasikan kesehatan dan karakter seseorang.
Untuk
mengetahui apa warna sinar elektromagnetik yang dikenal sebagai aura,
kini orang tidak perlu menunggu sampai mempunyai kemampuan ESP yang
dikenal juga dengan istilah “mata ketiga”. Di Jakarta sudah ada mesin
foto aura generasi akhir yang disebut Aura Video Station.
Di situ
kita bisa melihat secara langsung di layar monitor energi sinar
elektromagnetik atau aura itu bergerak membentuk selubung dari tubuh
fisik sesuai dengan tingkatan kesehatan dan emosi seseorang yang
diproyeksikan dengan warna. Nah, warna anak indigo sementara ini
berdasarkan fakta yang terkumpul umumnya berwarna biru sampai violet
sebagai dominasi dari aktifnya cakra keenam, yang juga disebut cakra
“mata ketiga”.
Berikut ini kita akan melihat apa itu cakra dan
dari mana kaitan warna itu dengan intuisi tajam yang menjadikan
seseorang berpredikat indigo dengan ketajaman intuisinya.
Di tubuh
halus manusia yang disebut juga tubuh bioplasmik diketahui punya
pintu-pintu energi. Kesehatan pintu-pintu energi itulah yang mendasari
energi elektromagnetik (aura) seseorang dan warna yang tertangkap
sebagai pancaran sinar elektromagnetik itu adalah hasil dominasi
keaktifan pintu-pintu energi tersebut. Pintu-pintu energi itu disebut
cakra diambil dari bahasa Sansekerta yang berarti roda yang berputar.
Dalam
literatur Yoga dikenal tubuh bioplasmik seseorang punya pintu-pintu
energi yang berjumlah sekitar 360 dan terdiri dari pintu-pintu besar,
sedang, dan kecil. Tetapi yang sangat berperan menghasilkan warna aura
adalah pintu-pintu besar, dan dikenal dengan sebutan cakra-cakra utama
yang berjumlah tujuh dan punya nama dan warna tertentu, serta memberi
intensitas energi sendiri-sendiri pada tiap wilayah kesehatan organ dari
tubuh fisik itu sendiri yang dijabarkan sebagai berikut.
- Cakra dasar warna energi merah bertanggung jawab untuk kesehatan tulang dan otot di tubuh fisik dan memberi energi pada semangat hidup seseorang.
- Cakra kedua warna energi oranye bertanggung jawab untuk kesehatan organ-organ reproduksi dan memberi energi pada kemampuan berinteraksi dengan sesama.
- Cakra ketiga warna energi kuning bertanggung jawab untuk kesehatan organ-organ reproduksi dan memberi energi pada ambisi seseorang baik positif maupun negatif.
- Cakra keempat warna energi hijau bertanggung jawab pada semua organ yang berada dalam rongga dada dan memberi energi pada timbang rasa perasaan seseorang.
- Cakra kelima warna energi biru bertanggung jawab pada organ dalam rongga leher termasuk telinga, hidung dan tenggorokan (THT) dan memberi energi pada kemampuan seseorang dalam berinteraksi dan berkomunikasi, juga berkreativitas halus seperti melukis, dan menulis.
- Cakra keenam warna energi indigo disebut juga nilai yang bertanggung jawab pada seluruh organ dalam rongga kepala termasuk pancaindera dan memberi energi pada kepekaan intuisi dan ketajaman perasaan (felling) untuk hal-hal abstrak, seperti berpikir cepat.
- Cakra ketujuh warna energi violet bertanggung jawab pada semua organ di kepala, khususnya otak dan memberi energi pada sikap seseorang berhubungan dengan keillahian.
Jadi,
jelas bukan, indigo child memiliki ketajaman intuisi karena dari sinar
elektromagnetik tubuhnya saja, yaitu auranya yang hampir seluruhnya
merupakan tanda keaktifan yang lebih dominannya pintu energi yang satu
itu yakni cakra mata ketiga yang terindikasikan mengeluarkan energi
berwarna indigo.
Umumnya orang yang berbakat sebagai indigo sudah
tampak sejak lahir, bahkan kenyataan sebagaimana umumnya juga merupakan
karunia yang turun-temurun. Jadi, secara alami mereka memang punya
karunia itu dan ketajaman intuisinya berlainan satu dengan yang lain.
Ada
yang sangat peka sampai bisa mempunyai penglihatan menembus ruang dan
waktu, misalnya sambil mengadakan hubungan telepon dia bisa menebak
lawan bicaranya pakai baju warna apa atau sambil ngemil apa, juga
mempunyai penglihatan akan kejadian-kejadian yang lalu atau yang akan
datang dan keahlian seperti ini dimiliki orang yang dijuluki paranormal.
Tetapi,
ada juga yang hanya bisa merasakan kenyamanan suatu tempat atau lebih
bisa membaca “pikiran orang”, ada juga yang bisa mengerjakan sesuatu
yang tidak pernah dia pelajari sebelumnya, seperti keahlian olahraga
tertentu, menulis, melukis sampai menjadi ahli tata rambut terkenal dsb.
Ada
sebagian orang yang berubah menjadi indigo child dan memiliki segala
kelebihannya karena terbebas dari suatu penyakit berat atau kecelakaan
parah yang biasanya secara medis sudah dinyatakan tidak ada harapan
hidup lagi, tetapi tahu-tahu bisa kembali sehat normal dan menjalani
hidup seolah baru terbebas dari kematian dan mempunyai kemampuan intuisi
tajam, bahkan jadi bisa memunyai keahlian-keahlian khusus, seperti jadi
terapis/ pengobat dengan kemampuan khusus/tabib tanaman obat dan
sebagainya.
Menangani Anak-anak Indigo
Umumnya
anak Indigo berkepintaran tinggi, walaupun tidak bisa diukur dengan
prestasi sekolah dengan ukuran peringkat. Mereka punya kemampuan
berpikir, berdialog setingkat orang dewasa. Jadi, hati-hati kalau
berhadapan dengan seorang indigo jangan mengukur kemampuan berpikir
mereka dari usia dan pendidikannya. Terkadang apa yang tidak sampai
dalam alam pikir kita sebagai orang dewasa, indigo bisa mencapainya.
Jadi, terkesan ia banyak akalnya dan banyak maunya, menjadikan mereka
suka dicap sebagai anak kecil “sok tahu” atau kalau orang dewasa dicap
sebagai orang sombonglah karena suka menganggap lawan berdialog “telmi”
(telat mikir).
Anehnya apa yang mereka mau, umumnya akan
didapatkan dengan mudah dan terkesan tidak masuk akal.
Misalnya, anak
indigo merengek pada mamanya minta kue kesukaannya, tetapi karena banyak
hal sang mama tidak bisa memberinya, dia menangis sambil sesumbar kalau
hari ini dia pasti mendapatkan kue tersebut dan dengan tegas dia
katakan berulang-ulang pasti akan mendapatkannya!
Sang Mama hanya
menghela napas di dalam batin berguman sendiri, yang mengatakan walaupun
kamu menangis memangnya siapa yang mau memberikan kue kesukaanmu?
Tetapi, apa yang terjadi, sore hari sang ayah pulang sambil membawa kue
yang dinanti dan ayah mendapatkannya sebagai oleh-oleh dari seorang
relasi yang berkunjung ke kantor. Nah kebetulan bukan! (admin: wahh, persis seperti saya -_- waktu itu saya pernah lagi pengen banget makan nasi padang, tapi karena hujan jadi saya ngga bisa keluar. ternyata saat ayah saya pulang, dia bawa nasi padang :) dan kejadian yang sejenis ini sering saya alami *curcol)
Jadi, jangan menyepelekan tekad mereka untuk mendapatkan.
Indigo
banyak yang memunyai kemampuan di luar nalar. Misalnya, dia bisa
melihat dan berdialog dengan teman-teman di alam lain yang tidak bisa
dilihat orang lain atau mendadak piknik keluarga yang sudah dirancang
matang jauh hari sebelumnya hanya karena dia merasakan akan mendapat
rintangan atau kecelakaan dalam perjalanan, jadi batal.
Nah itulah
dilema bagi lingkungannya karena kalau intuisi sang indigo dipercaya,
batallah piknik keluarga hanya karena perasaan yang tidak berdasar.
Tetapi, kalau ditentang juga sudah ada rasa takut bahwa itu adalah
firasat dan semua bisa saja terjadi. Akhirnya indigo juga dikecam
sebagai “biang kerok” lah, bahkan ada yang menganggapnya sebagai orang
sakit jiwa sampai-sampai diharuskan bahkan dipaksa untuk mau diterapi
psikiater.
Ada seorang remaja datang menangis sambil bertutur
bahwa dia bukan mengkhayal, atau gila seperti yang orangtuanya tuduhkan
kepadanya. Yaitu bahwa dia betul-betul melihat makhluk-makhluk
pengganggu yang selalu mendatanginya dan menyebabkan salah satu anggota
keluarga tersebut sakit berat.
Dia katakan kenapa sering melempar
barang-barang dalam kamar atau di ruang lain dalam rumah hanya karena
dia melihat dan ingin mengusir makhluk-makhluk menyeramkan yang
dilihatnya dengan lemparan tersebut, tetapi sang ibu yang merasa sebagai
keluarga yang taat dalam beragama kalau sampai mempercayai hal-hal yang
dituturkan anaknya adalah sesuatu yang memalukan.
Karena itu,
sang ibu berkilah mana ada makhluk halus (setan) yang berani mengusik
keluarganya, padahal mereka taat beribadah, rajin berdoa dan sebagainya.
Akibatnya vonis yang dianggap tidak waras dan ditempatkannya
“sementara” dia untuk dirawat di Klinik Rehabilitasi Jiwa di Jawa Timur.
Katakanlah sungguh sangat beruntung kalau anak indigo lahir di
tengah-tengah keluarga yang memang punya karunia itu atau paling tidak
memahaminya, seperti ibu yang penulis kenal baik, sang ibu bertutur
kalau dia dulu sering dimarahi, bahkan dipukul karena sang mama yang
panik ketakutan karena diteriaki banyak makhluk kecil yang menyeramkan
merambat di tubuh sang mamanya.
Sekarang anak tersebut sudah
menjadi seorang ibu yang berputra-putri tiga orang dan semua seperti
dirinya, putri terbesar memunyai ketajaman intuisi yang luar biasa
sampai-sampai semua program yang dibuatnya hampir selalu gol. Misalnya
masuk sekolah dengan uang bayaran yang jauh di bawah teman-temannya
supaya uang yang diberikan ayahnya tersisa untuk membeli barang-barang
khayalannya.
Anehnya, jumlah angka rupiahnya bisa persis yang dia
rancang dan putri itu punya kharisma yang bisa membuat teman-teman mau
membantu apa saja keperluannya mulai dari hal-hal sepele sampai hal-hal
yang besar dan repot.
Putra kedua seperti ibunya melihat
makhluk-makhluk halus berkeliaran dan membuatnya mendapat julukan “si
penakut” karena selalu minta ditemani kalau masuk ruangan yang dia
katakan makhluknya jail dan dia takut sendirian. Tetapi, karena sang ibu
dulu juga mengalaminya, keadaan “lebih beres” daripada mempunyai ibu
yang tidak melihat dan tidak percaya bahkan memvonis gila.
Putra
ketiga memiliki intuisi tajam seperti kakak pertamanya dan suka menjadi
mitra bersama ibunya untuk memprogram keinginan-keinginan mulai dari
mendapatkan tempat parkir yang gampang di mal-mal yang ramai, sampai
mendapatkan barang-barang keperluan yang sulit didapat, sehingga bisa
didapat dengan mudah karena hanya mereka berdua menyatukan pikiran untuk
mendapatkannya. Tinggal sang ayah yang sering dibuat bengong dan sering
diteriaki “uuh ayah telmi deh”. wkwkww~
Coba kita lihat di film-film
barat bagaimana pihak kepolisian merekrut orang-orang indigo yang
disebut juga cenayang untuk membantu mengungkap kejahatan yang pelik
untuk diungkap secara nalar normal. Bahkan, ada sekolah-sekolah atau
perkumpulan khusus untuk orang dengan bakat itu. Teman penulis
mendapatkan gelar S3-nya dari Amerika untuk bakatnya itu dan merasa
sangat bahagia karena toh sekarang dengan karunianya dia bisa membantu
sesama dan memerlukannya.
Di Amerika, anak jenius yang ditulis oleh Ibu Theresia Sujanti tersebut langsung ditangani dan diangkat jadi aset negara.
Tetapi,
di Indonesia perhatian untuk anak jenius saja masih tanda tanya,
apalagi untuk anak indigo yang sering dicemooh “ada-ada saja”.
Nah,
sangat disayangkan bukan, diharapkan ada yang mau memelopori dan
mendanai untuk membuat klub khusus supaya mereka bisa menarik manfaat
dari karunianya. Tidak sedikit anak indigo yang kebingungan dengan
kemampuannya menjadi frustrasi dan akhirnya menempuh jalan yang salah
dalam mengarungi hidup ini, seperti terjebak dalam pemakaian narkoba
karena ingin menghilangkan apa saja yang mereka alami dari lingkungannya
yang selalu mencemooh dan mengecapnya sebagai orang miring, anak kacau,
anak pembangkang dan sebagainya.
Mungkin bagi orang yang tidak
mengalami akan terus mencemooh, tetapi penulis yakin di Jakarta saja
banyak orang yang masuk kategori indigo child, bahkan beberapa orang
yang punya nama besar dengan keahliannya yang memadai, seperti seorang
psikiater anak, psikologi, dokter, dosen, guru atau siapa saja yang mau
memikirkan masa depan anak-anak, diharapkan untuk membantu mendirikan
klab khusus untuk anak-anak itu, dan memberi pengarahan yang benar, agar
keadaan anak indigo yang frustrasi tidak menimbulkan kejengkelan,
kekacauan keluarga atau “keaiban keluarga” karena dianggap punya anak
cacat, yaitu sakit jiwa sungguh memalukan.
Jangan menutup
kemungkinan bahwa mereka semua bisa berguna bagi kepentingan umum dengan
bakat-bakatnya. Setahu penulis untuk orang dewasa di Jakarta sudah ada
klub metafisika yang mengadakan kegiatan berkumpul untuk berdiskusi di
kalangan mereka sesama anggota dan diadakan sebulan sekali bertempat di
suatu hotel di bilangan Jakarta Selatan, tetapi untuk anak sampai remaja
sangat diharapkan dan dinantikan terwujudnya klab tersebut.
source: real-mistery.blogspot.com
0 comments:
Posting Komentar