my visitor counter *gomawo^^

Which Your KPOP Fandom? Vote Here...

Senin, 14 Mei 2012

[About Me] Phobia (update)

Author Ni'matul Aulia pukul 12:54 AM
MIME atau bahasa Indonesianya adalah Pantomim, adalah suatu pertunjukan teater yang menggunakan isyarat, dalam bentuk mimik wajah atau gerak tubuh, sebagai dialog. Jenis pertunjukan ini telah dikenal sejak zaman Romawi Kuno dan sering digunakan dalam ritus keagamaan dengan cerita umumnya seputar mitologi Yunani. Pantomim kembali populer pada abad ke-16 dengan berkembangnya Commedia dell'arte di Italia yang membawa pantomim pada bentuknya yang sekarang yang mengutamakan pada lakon komedi. (cr: wikipedia)

Lalu? Apa hubungannya dengan judul 'FOBIA'?


Well, sepertinya saya punya ketakutan sendiri terhadap Pantomim. Ngga tau juga, ini bisa dikategorikan sebagai fobia atau ngga. Yang jelas saya sudah lama sekali takut dengan hal-hal yang beraura atau berwarna gelap, seperti film jadul tanpa suara si tokoh (yang ada hanya musik dan gambar), video hitam-putih, tempat yang gelap, dan khususnya pantomim.

Entah mungkin saya takut karena mereka (Pantomim) tidak mengeluarkan suara atau apa. Tapi memang, ketika saya melihat Pantomim, kaki saya terasa gemetar (terkadang terasa lemas), seperti hampir sulit bernapas (rasanya seperti ketika anda kaget), dan seperti terjadi sesuatu yang aneh di dalam diri saya.

Tidak seperti ketakutan saya pada tempat yang gelap, ketakutan ini masih bisa ditoleransi asal ada setitik cahaya yang masih bisa menerangi saya. Ketakutan terhadap pantomim, film jadul (seperti film-nya Charlie Caplin), dan video yang hanya berwarna hitam-putih itu benar-benar tidak bisa saya tanggulangi. Saat melihat mereka, dunia terasa berjalan begitu cepat, rasanya seperti ketika anda berada di dalam video yang sedang dipercepat.

Saya baru sadar takut pada pantomim sejak saya di Sekolah Dasar, saat itu kalau tidak salah saat bulan ramadhan. Di jam Sahur, ada acara televisi bernama Spontan, yang pembawa acaranya om Komeng. Di salah satu segmen-nya, ada tayangan seorang Pantomim sedang memukul nyamuk, di tayangan itu hanya ada orang itu, sebuah kursi panjang yang ia duduki, dan suara nyamuk yang tidak kelihatan, dan pastinya tayangan itu hanya berwarna hitam dan putih. Ekspresi pantomim itu yang seperti tidak tahu apa-apa, polos, dan terkesan bodoh, disertai dengan make-up putih-hitam yang menurut saya seram, membuat saya takut. Setiap tidak sengaja melihatnya (mama saya tahu kalau saya takut melihat tayangan itu, jadi channel-nya sering diganti), entah mengapa kaki saya benar-benar gemetar, lalu kemudian saya merengek-rengek meminta agar mama saya mengganti channel-nya.

Bahkan dengan hanya memikirkan ekspresi pantomim itu di otak saja sudah membuat saya sedikit ketakutan.


Ngomong-ngomong soal ketakutan, saya masih punya beberapa ketakutan yang lain, yaitu, terhadap cicak, serangga yang hinggap (selucu apapun serangga itu), siput, ketakutan ketika dipeluk orang yang beraura aneh, dan ketinggian.

Cicak. Bukan fobia, hanya sekedar takut sekaligus geli. Ini adalah binatang yang paling saya benci kehidupannya. Karena dia sering muncul secara tiba-tiba dan mengagetkan saya. saya juga pernah beberapa kali terinjak telurnya. Itu yang membuat saya takut dan benci pada cicak.

Serangga yang hinggap. Beberapa hari yang lalu ada kumbang usil berwarna oranye yang hinggap di jaket saya, bukan takut sih, tapi hanya geli biasa, tidak terlalu parah.

Siput. Saya tidak suka sesuatu yang tidak steril, terutama lendir siput. Siput dan lendirnya adalah 2 dari beberapa hal yang paling tidak saya sukai di dunia ini.

Ketakutan ketika dipeluk orang yang beraura aneh. Kalau yang ini, saya memang benar-benar trauma, saya punya pengalaman buruk tersendiri saat saya diperlakukan secara tidak baik oleh orang jahat dan tidak saya kenal dulu sekali (saat itu saya masih di Sekolah Dasar, kelas 3). Sampai sekarang saya masih mengingat orang itu, bagaimana wajahnya, baju yang dia pakai, ekspresinya, dan hari buruk itu. Dia berhasil merubah kepribadian saya 90 derajat. Orang itu adalah satu-satunya manusia yang saya benci kehidupannya di muka bumi ini.

Ketinggian. Ini ketakutan saya yang terakhir, ketinggian. Sejak saya kecil, saya memang tidak suka berada di ketinggian. Karena ketika saya melihat kebawah, rasanya seperti ada sesuatu yang menarik saya untuk terjun. Jenis gejalanya juga hampir sama dengan ketakutan terhadap pantomim, yaitu kaki gemetar dan sulit bernapas.


Sekian cerita saya tentang fobia. Sebenarnya saya ingin mem-posting cerita ini sedari dulu, tapi saya baru punya waktu sekarang untuk mengetiknya.
Jika ada yang ingin mengeluarkan uneg-unegnya, atau mau berbagi cerita tentang fobia, komentar sangat diterima :)
 
By the way, ada yang tahu nama fobia terhadap pantomim?
-UPDATE- baru ngubek-ngubek Google buat cari nama fobia terhadap Pantomin, ini dia namanya

Metamfiezomaiophobia - Fear of a mime, mimes, pantomime, or people in disguises.

with Love :*

Ni'matul Aulia
140512 - 01:53 AM

0 comments:

Posting Komentar

Senin, 14 Mei 2012

[About Me] Phobia (update)

MIME atau bahasa Indonesianya adalah Pantomim, adalah suatu pertunjukan teater yang menggunakan isyarat, dalam bentuk mimik wajah atau gerak tubuh, sebagai dialog. Jenis pertunjukan ini telah dikenal sejak zaman Romawi Kuno dan sering digunakan dalam ritus keagamaan dengan cerita umumnya seputar mitologi Yunani. Pantomim kembali populer pada abad ke-16 dengan berkembangnya Commedia dell'arte di Italia yang membawa pantomim pada bentuknya yang sekarang yang mengutamakan pada lakon komedi. (cr: wikipedia)

Lalu? Apa hubungannya dengan judul 'FOBIA'?


Well, sepertinya saya punya ketakutan sendiri terhadap Pantomim. Ngga tau juga, ini bisa dikategorikan sebagai fobia atau ngga. Yang jelas saya sudah lama sekali takut dengan hal-hal yang beraura atau berwarna gelap, seperti film jadul tanpa suara si tokoh (yang ada hanya musik dan gambar), video hitam-putih, tempat yang gelap, dan khususnya pantomim.

Entah mungkin saya takut karena mereka (Pantomim) tidak mengeluarkan suara atau apa. Tapi memang, ketika saya melihat Pantomim, kaki saya terasa gemetar (terkadang terasa lemas), seperti hampir sulit bernapas (rasanya seperti ketika anda kaget), dan seperti terjadi sesuatu yang aneh di dalam diri saya.

Tidak seperti ketakutan saya pada tempat yang gelap, ketakutan ini masih bisa ditoleransi asal ada setitik cahaya yang masih bisa menerangi saya. Ketakutan terhadap pantomim, film jadul (seperti film-nya Charlie Caplin), dan video yang hanya berwarna hitam-putih itu benar-benar tidak bisa saya tanggulangi. Saat melihat mereka, dunia terasa berjalan begitu cepat, rasanya seperti ketika anda berada di dalam video yang sedang dipercepat.

Saya baru sadar takut pada pantomim sejak saya di Sekolah Dasar, saat itu kalau tidak salah saat bulan ramadhan. Di jam Sahur, ada acara televisi bernama Spontan, yang pembawa acaranya om Komeng. Di salah satu segmen-nya, ada tayangan seorang Pantomim sedang memukul nyamuk, di tayangan itu hanya ada orang itu, sebuah kursi panjang yang ia duduki, dan suara nyamuk yang tidak kelihatan, dan pastinya tayangan itu hanya berwarna hitam dan putih. Ekspresi pantomim itu yang seperti tidak tahu apa-apa, polos, dan terkesan bodoh, disertai dengan make-up putih-hitam yang menurut saya seram, membuat saya takut. Setiap tidak sengaja melihatnya (mama saya tahu kalau saya takut melihat tayangan itu, jadi channel-nya sering diganti), entah mengapa kaki saya benar-benar gemetar, lalu kemudian saya merengek-rengek meminta agar mama saya mengganti channel-nya.

Bahkan dengan hanya memikirkan ekspresi pantomim itu di otak saja sudah membuat saya sedikit ketakutan.


Ngomong-ngomong soal ketakutan, saya masih punya beberapa ketakutan yang lain, yaitu, terhadap cicak, serangga yang hinggap (selucu apapun serangga itu), siput, ketakutan ketika dipeluk orang yang beraura aneh, dan ketinggian.

Cicak. Bukan fobia, hanya sekedar takut sekaligus geli. Ini adalah binatang yang paling saya benci kehidupannya. Karena dia sering muncul secara tiba-tiba dan mengagetkan saya. saya juga pernah beberapa kali terinjak telurnya. Itu yang membuat saya takut dan benci pada cicak.

Serangga yang hinggap. Beberapa hari yang lalu ada kumbang usil berwarna oranye yang hinggap di jaket saya, bukan takut sih, tapi hanya geli biasa, tidak terlalu parah.

Siput. Saya tidak suka sesuatu yang tidak steril, terutama lendir siput. Siput dan lendirnya adalah 2 dari beberapa hal yang paling tidak saya sukai di dunia ini.

Ketakutan ketika dipeluk orang yang beraura aneh. Kalau yang ini, saya memang benar-benar trauma, saya punya pengalaman buruk tersendiri saat saya diperlakukan secara tidak baik oleh orang jahat dan tidak saya kenal dulu sekali (saat itu saya masih di Sekolah Dasar, kelas 3). Sampai sekarang saya masih mengingat orang itu, bagaimana wajahnya, baju yang dia pakai, ekspresinya, dan hari buruk itu. Dia berhasil merubah kepribadian saya 90 derajat. Orang itu adalah satu-satunya manusia yang saya benci kehidupannya di muka bumi ini.

Ketinggian. Ini ketakutan saya yang terakhir, ketinggian. Sejak saya kecil, saya memang tidak suka berada di ketinggian. Karena ketika saya melihat kebawah, rasanya seperti ada sesuatu yang menarik saya untuk terjun. Jenis gejalanya juga hampir sama dengan ketakutan terhadap pantomim, yaitu kaki gemetar dan sulit bernapas.


Sekian cerita saya tentang fobia. Sebenarnya saya ingin mem-posting cerita ini sedari dulu, tapi saya baru punya waktu sekarang untuk mengetiknya.
Jika ada yang ingin mengeluarkan uneg-unegnya, atau mau berbagi cerita tentang fobia, komentar sangat diterima :)
 
By the way, ada yang tahu nama fobia terhadap pantomim?
-UPDATE- baru ngubek-ngubek Google buat cari nama fobia terhadap Pantomin, ini dia namanya

Metamfiezomaiophobia - Fear of a mime, mimes, pantomime, or people in disguises.

with Love :*

Ni'matul Aulia
140512 - 01:53 AM

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

ballava Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos